Sekilas Tentang Rudi Saari, Pelatih PON Sumut
Sekilas Tentang Rudi Saari, Pelatih PON Sumut
Tim sepak bola PON Sumut beruntung mendapatkan pelatih Rudi Saari tahun ini. Urusan menangani pemain muda, bagi Rudi bukanlah tugas baru baginya.
Di awal karir melatih tahun 1989, Rudi telah membuktikan dengan membawa PS Telkom juara berturut-turut di Divisi II dan I, dalam kompetisi intern klub PSMS. Gaya melatih Rudi pun tak jauh beda dengan karakter Kota Medan. Keras, sportif dan fair membuatnya hingga saat ini sebagai salah satu pelatih muda terbaik di Sumut.
Itulah salah satu alasan kenapa sosok Rudi dipercayakan menangani PSMS Junior tahun 2004. Rudi Saari juga pernah menjadi asisten Eric Williams, saat menukangani timnas U-19 ketika di Stadion TD Pardede Medan.
Tak butuh waktu panjang baginya untuk naik pangkat. Meskipun berstatus asisten pelatih, namun dengan bersama PSMS Senior, kualitas Rudi semakin mumpuni.
Misalnya tahun 2007, pelatih kelahiran 1 Februari 1965 berhasil mengabadikan Piala Emas Bang Yos (PEBY) menjadi milik Kota Medan. Totalitasnya kepada PSMS sempat dibuktikannya dengan menolak tawaran klub lain, usai babak final musim 2007 di Soreang, Jawa Barat.
“Tapi Saya masih merasa bertanggungjawab dengan tim saat itu. Saya harus kembali membawa pulang tim ke Medan,” kenang Rudi. Tawaran memang tak pernah berhentik mengalir kepadanya.
Tak lagi di PSMS, musim 2009 Rudi Saari hijrah ke PSSB Bireuen. Materi dan financial yang apa adanya, dirinya sukses membawa PSSB finish di posisi ke-8.
“Di PON kali ini, Saya datang dengan target emas. Awal karir melatih, Saya sudah dengan pemain muda. Disini bedanya, Saya harus menciptakan sebuah hubungan seperti Ayah dan anak. Pemain muda ini tak bisa stabil, makanya pendekatan secara pribadi cukup dibutuhkan,”bilang Rudi. (Bolahita)
Di awal karir melatih tahun 1989, Rudi telah membuktikan dengan membawa PS Telkom juara berturut-turut di Divisi II dan I, dalam kompetisi intern klub PSMS. Gaya melatih Rudi pun tak jauh beda dengan karakter Kota Medan. Keras, sportif dan fair membuatnya hingga saat ini sebagai salah satu pelatih muda terbaik di Sumut.
Itulah salah satu alasan kenapa sosok Rudi dipercayakan menangani PSMS Junior tahun 2004. Rudi Saari juga pernah menjadi asisten Eric Williams, saat menukangani timnas U-19 ketika di Stadion TD Pardede Medan.
Tak butuh waktu panjang baginya untuk naik pangkat. Meskipun berstatus asisten pelatih, namun dengan bersama PSMS Senior, kualitas Rudi semakin mumpuni.
Misalnya tahun 2007, pelatih kelahiran 1 Februari 1965 berhasil mengabadikan Piala Emas Bang Yos (PEBY) menjadi milik Kota Medan. Totalitasnya kepada PSMS sempat dibuktikannya dengan menolak tawaran klub lain, usai babak final musim 2007 di Soreang, Jawa Barat.
“Tapi Saya masih merasa bertanggungjawab dengan tim saat itu. Saya harus kembali membawa pulang tim ke Medan,” kenang Rudi. Tawaran memang tak pernah berhentik mengalir kepadanya.
Tak lagi di PSMS, musim 2009 Rudi Saari hijrah ke PSSB Bireuen. Materi dan financial yang apa adanya, dirinya sukses membawa PSSB finish di posisi ke-8.
“Di PON kali ini, Saya datang dengan target emas. Awal karir melatih, Saya sudah dengan pemain muda. Disini bedanya, Saya harus menciptakan sebuah hubungan seperti Ayah dan anak. Pemain muda ini tak bisa stabil, makanya pendekatan secara pribadi cukup dibutuhkan,”bilang Rudi. (Bolahita)
What's Your Reaction?
