Suara Token Listrik Kontrakan Penyemangat Annisa Rebut Emas di PON XXI

Salah satu pengorbanan terbesarnya adalah menunda penyusunan skripsi, yang membuat impiannya untuk lulus kuliah di tahun 2024 harus tertunda.

Sep 19, 2024 - 10:54
Sep 19, 2024 - 10:56
 0
Suara Token Listrik Kontrakan Penyemangat Annisa Rebut Emas di PON XXI

BOLAHITA - Di tengah keberhasilannya meraih prestasi, Annisa bercerita tentang pengorbanan yang ia alami selama menjalani latihan karate.

Salah satu pengorbanan terbesarnya adalah menunda penyusunan skripsi, yang membuat impiannya untuk lulus kuliah di tahun 2024 harus tertunda.

"Pengorbanan terbesar saya seharusnya adalah sudah lulus kuliah. Karena banyak dispensasi, saya harus menunda kelulusan dan skripsi demi karate. Seharusnya, tahun ini bisa berbarengan dengan PON. Impian saya sebenarnya ingin menyelesaikan skripsi dan meraih medali emas di PON, tapi ternyata harus memilih salah satu," ujar Annisa, mahasiswi semester 9 Universitas Budi Luhur, Cileduk, Jakarta.

Di luar urusan pribadinya, Annisa juga mengungkapkan sedikit curahan hatinya. Terlahir dari keluarga sederhana, dengan dua adik dan satu abang, serta ibu yang merupakan ibu rumah tangga, Annisa telah mandiri sejak kecil.

SENNCOIN Selling High Quality Roasted Beans and Ground Coffee

Hingga kini, ia dan keluarganya yang beranggotakan lima orang masih tinggal di rumah kontrakan di Jakarta. Annisa berharap bisa membahagiakan keluarga kecilnya dengan tekad besar.

“Saya punya banyak nazar, salah satunya ingin membelikan rumah untuk orang tua. Kami masih tinggal di kontrakan. Bapak saya pelatih karate, tapi juga wirausaha jual beli mesin, sementara mama saya hanya ibu rumah tangga," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Annisa juga selalu merasa teringat dengan tanggung jawab besar dalam dirinya, terutama saat suara token listrik kontrakan mereka berbunyi, mengingatkan mereka untuk segera mengisi saldo agar listrik tidak padam. "Setiap kali mendengar suara token listrik, saya merasa harus segera membahagiakan kedua orang tua saya dengan membeli rumah untuk mereka," ucapnya.

Selama persiapan PON, Annisa menjalani latihan keras dan mengikuti program try out ke Jepang dan Filipina bersama karateka lainnya. Mentalitas dan pengalaman dari perjalanan tersebut membuatnya sukses meraih emas, dengan mengalahkan karateka tuan rumah, Arnella Putri Wandari.

"Nothing to lose, karena saya sudah dua kali kalah dari dia di Kejurnas dan event try out. Saya tidak mau harga diri saya jatuh di rumahnya. Saya ingin mengalahkannya di rumahnya sendiri," kata Annisa, yang lahir pada 6 September 2001.

Meski sempat merasa gugup melawan atlet tuan rumah, doa dan dukungan dari pelatih serta orang-orang terdekat membuatnya mampu mengatasi tekanan. "Pelatih saya bilang, anggap saja teriakan penonton sebagai dorongan untuk diri saya. Jadi, saya merasa teriakan itu justru untuk memotivasi saya," tambahnya.

Setelah memenangkan pertandingan, Annisa segera menemui tim pelatih dan pengurus FORKI DKI Jakarta, di mana ia menerima bonus sebesar Rp15 juta. Namun, sebelum sempat memikirkan rencana penggunaan bonus tersebut, ia dengan cepat berlari menemui kontingen DKI Jakarta yang sudah menunggunya lama.


What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow