Profil Restika Nduru, Atlet Gateball Sumut
Mengisi Waktu Luang saat Covid hingga Berprestasi, Optimis Raih Emas sebagai Tuan Rumah
BOLAHITA, SUMUT JUARA - Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia ini, Restika Nduru, adalah salah satu andalan tim Gateball Sumatera Utara (Sumut) yang akan berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024.
Lahir di Rantauprapat pada 12 Oktober 2002, Restika—atau biasa disapa Resti—berasal dari keluarga asli Nias Selatan. Dia mulai mengenal olahraga gateball pada tahun 2022 dan akhirnya berhasil masuk ke tim Sumut untuk PON 2024 setelah melalui seleksi.
Resti mengakui bahwa menjadi atlet gateball bukanlah impiannya sejak awal, apalagi sampai memperkuat tim di ajang sekelas PON. Ia mengenal cabang olahraga ini secara kebetulan ketika ingin mengisi waktu luang selama masa perkuliahan tatap muka yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Saat itu, sebagian besar perkuliahan dilakukan secara daring.
"Kebetulan di kampus USM sudah ada lapangan gateball. Saya mengenal gateball di sana. Waktu itu, karena pandemi corona, kalau diam di kos terus jadi bosan, jadi saya mencari kegiatan lain," ujar Resti.
Pada awalnya, Resti tertarik dengan gateball karena terlihat mudah dari luar—hanya memukul bola dan berjalan. Namun, setelah mencobanya, ia menyadari bahwa olahraga ini jauh lebih sulit dari yang ia bayangkan, dan hal itu justru membuatnya penasaran dan semakin ingin mendalami gateball.
"Gateball ternyata bukan sekadar memukul bola. Bukan hanya sekadar menyentuh bola, tapi ada strategi yang perlu dipikirkan dan diterapkan saat bermain," tambahnya.
Resti mulai serius berlatih dan mengikuti berbagai turnamen, termasuk mewakili kampusnya. Puncaknya adalah ketika ia berpartisipasi dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) di Yogyakarta pada tahun 2022, di mana ia lolos seleksi dan terpilih masuk tim Sumut.
"Saya ikut Porkot, lalu puncaknya di Kejurnas Yogyakarta tahun 2022. Pada waktu itu, atlet perempuan di Sumut masih kurang, jadi kami diseleksi. Ada 12 atlet putri yang diseleksi dan tiga orang yang dipilih, termasuk saya. Saya ikut di nomor triple putri dan beregu putri. Puji Tuhan, kami berhasil meraih perak di triple putri dan masuk delapan besar di beregu putri," ungkapnya.
Resti juga melalui berbagai seleksi untuk bisa masuk tim PON. Dari sembilan atlet putri yang awalnya diseleksi, kini tersisa tujuh atlet yang akan berangkat ke PON, sementara dua lainnya didegradasi.
Resti merasa sangat bersyukur bisa berada di posisi ini, karena semua pencapaiannya ini berada di luar rencana awalnya. Sekarang, dia siap menjalani tanggung jawabnya sebagai atlet dengan sebaik-baiknya.
"Awalnya, saya tidak menyangka bisa jadi atlet. Karena awalnya hanya ingin mengisi waktu luang karena Covid. Tapi, dari yang coba-coba ini, akhirnya menjadi serius. Puji Tuhan, saya bisa jadi atlet yang membawa nama Sumut, bukan hanya nama kampus," ujarnya.
Bahkan, orang tuanya yang dulu sempat menentang karena khawatir Resti akan mengabaikan kuliahnya, kini bisa berbangga. Apalagi, Resti sudah membuktikan bahwa dia bisa menyelesaikan kuliahnya dan kini hanya menunggu wisuda.
Menghadapi PON 2024, Resti menegaskan bahwa dia tidak akan menganggap remeh rival dari provinsi lain. "Semua lawan berat, baik dari Bali, Sulawesi Tenggara, Sumbar, maupun Aceh. Karena jika kita meremehkan, bisa jadi boomerang bagi diri sendiri saat bermain," tegasnya.
Resti berharap tim Gateball Sumut yang menjadi tuan rumah di PON 2024 bisa berprestasi maksimal, dengan target meraih medali emas.
"Sebagai tuan rumah, kita punya keuntungan, terutama karena kita lebih tahu aturan main dan karena lebih dekat, waktu dan energi tidak terbuang banyak. Selain itu, keluarga juga bisa hadir memberikan dukungan. Harapan saya, sebagai tuan rumah, kita tidak hanya jadi penonton. Target emas harus dicapai karena ini kesempatan besar bagi atlet Gateball Sumut," tutupnya.
What's Your Reaction?