3 Atlet NPC Sumut Ikut Grand Fix Paris, Seleksi Paralimpiade 2020

3 Atlet NPC Sumut Ikut Grand Fix Paris, Seleksi Paralimpiade 2020

Aug 26, 2019 - 18:36
 0
3 Atlet NPC Sumut Ikut Grand Fix Paris, Seleksi Paralimpiade 2020
Atlet tolak peluru, Alan Sastra Ginting
MEDAN - Tiga atlet atletik National Paralympic Committee (NPC) Sumatera Utara kembali mewakili Indonesia mengikuti kejuaraan Grand Fix, sebagai babak kualifikasi menuju Paralimpiade 2020, Tokyo.

Kali ini, mereka akan mengikuti kejuaraan “Para Atletik Grand Fix Paris” yang berlangsung mulai 26 hingga 30 Agustus di Paris, Perancis. Tiga atlet NPC Sumut yakni Alan Sastra Ginting di nomor tolak peluru F57 putra, Putri Aulia di nomor 100 meter T 13 putri, dan Nur Very Pradana di nomor 400 meter T44/46 putra. Dalam Grand Fix di Paris, total ada sembilan atlet atletik PCI pusat yang mengikuti ajang kualifikasi.
 
Atlet tolak peluru, Alan Sastra Ginting mengatakan, keikutsertaan para atlet Indonesia ke Paris, untuk menambah poin demi memperbaiki ranking, dan merebut tiket lolos menuju Paralimpiade 2020 Tokyo.

“Grand Fix Paris Open nanti sebagai ajang kualifikasi menuju Paralimpiade 2020 di Tokyo. Kita ketiga atlet ini tinggal dua poin lagi bisa merebut untuk ke Pralimpik di Paris ini dan terakhir world Champions  di Dubai Open bulan November. Jadi, di Paris ini  kita benar â€" benar untuk menambil poin gitu,” ucapnya.

Namun, kali ini Alan tidak turun di nomor spesialisasinya lempar cakram yang selalu menjadi andalan dirinya di setiap kejuaraan nasional maupun internasional. Alan akan tampil di nomor tolak peluru. Meski bukan tampil di nomor andalannya, Alan tetap optimis bisa mengambil poin di Grand Fix kali ini.

 â€œSelama ini spesialisasi saya di lempar cakram. Hnaya saja waktu di Paris ini beda dengan di Tunisia. Di Paris tidak ada nomor cakram. Jadi, saya turun di nomor tolak peluru. Walaupun seperti itu, masih diberi kesempatan untuk mengambil poin. Tetap optimis minimal bisa ambil poin untuk ke paralimpiknya gitu. Tapi, kalau untuk secara medali agak berat, apalagi ini bukan spesialisasi saya,”  akuinya.

Saat ini, untuk lemparan terbaik nomor tolak peluru Alan pada Grand Fix di Tunisia lalu adalah 10,88 meter. Namun, catatan itu mampu ia perbaiki selama latihan di pelatnas. Alan optimis, catatan lemparan tersebut bisa dicapai di Grand Fix. “Untuk standart limit Paralimpik itu 11 meter. Selama latihan sih lemparan saya sampai, tapi sampai saat ini peringkat saya di urutan 20 besar kalau dilihat dari hasil di Tunisia 10,88 meter. Kalau dapat 11 meter bisa menyodok naik ke ranking atas,” jelasnya.

Terkait medali, Alan targetkan realistis. Dirinya juga tidak ingin terlalu membebani para atlet Sumut untuk meraih medali. Sebab, pada grand fix kali ini, seluruh atlet terbaik dunia juga akan turun. “Peluang kita tetap berusaha walaupun di Paris Open ini sekitar 7 ratus atlet yang akan turun. Saya bilang ini udah hampir semi paralimpik. Cuma kita tetap optimis dan berusaha berbuat yang terbaik di Paris nanti. Hanya saya pribadi tidak mau membebani atlet kita. Karena ini memang sudah atlet yang turun atlet paralimpik. Tapi, kita tetap optimis supaya bisa masuk di zona aman untuk lolos ke paralimpik,” yakinnya.

Meski begitu, Alan yang juga menjabat sebagai ketua NPC Sumut ini menilai peluang besar meraih medali ada pada Putri Aulia. Peraih emas di ajang Asian Para Games 2018 itu dinilai terus menunjukkan perkembangan pesat selama pelatnas di Solo. Apalagi, Putri saat ini sangat berpeluang lolos ke Paralimpiade karena berada di ranking 5 besar di nomor 100 meter putri.

“Kalau si Aulia Putri tetap 100 meter sedangkan Nur Very di 400 meter. Kalau untuk sementara yang paling ada pleuang diantara kami bertiga itu ya si Putri karena sampai saat ini walau terakhir dia agak merosot tapi masih di posisi lima besar. Kalau si Very di ranking 5 dunia,” ucapnya.

Sementara atlet Sumut lainnya Nur Very mengatakan, pada grand fix di Paris, dirinya juga hanya targetkan bisa memperbaiki ranking dunia, termasuk memperbaiki limit waktu. Pada Asian Para Games 2018, catatan waktu Very adalah 49,84 detik. Maka, pada ajang kali ini Very target catatan waktu bisa lebih baik saat perlombaan.
 
“Kalau target sendiri sih memperbaiki ranking, kalau bisa masuk di ranking paralimpik. Kalau target medali belum ada sih, kita masih fokus perbaiki limit. Di Tunisia kemarin saya baru ngambil klasifikasi. Terakhir the best nya di Jakarta pada saat itu turun di nomor 400 meter dengan waktu 49,84 detik. paling tidak 49 kecil perbaiki limit di Paris,” ucapnya.

Demi memenuhi target tersebut, dirinya juga telah menjalani program latihan khusus tidak hanya untuk persiapan menuju kualifikasi Paralimpiade. Namun juga untuk persiapkan diri menghadapi ASEAN Paragames 2020 di Filipina. “Persiapan kita dari program sendiri dan program sudah terbentuk dari pelatih. Persiapan udah masuk di khusus, Grand Fix, Champions dan ASEAN Paragames,” akuinya.

Sebelumnya pada awal Juli lalu, ketiganya juga mengikuti Grand Fix Para atletik di Tunisia, yang juga merupakan ajang prakualifikasi menuju Paralimpiade 2020 Tokyo. Kala itu, mereka sukses mempersembahkan empat medali perak dan dua perunggu.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow