3 Titik Lokasi Penyelenggaraan Side Event F1 Powerboat Danau Toba
Side Event tersebut berada di Lapangan Mini Soposurung, Pantai Sibolahotang Sas dan Bundaran D.I. Panjaitan
SENNCOIN Selling High Quality Roasted Beans and Ground Coffee
BALIGE - Pemerintah Daerah (Pemda) menyiapkan sebanyak tiga titik lokasi penyelenggaraan side event F1 Powerboat Danau Toba 2023.
Side Event ini dilakukan untuk mendukung kesuksesan penyelenggaraan ajang kelas dunia tersebut.
Plt. Kepalda Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadis Kominfo), Kabupaten Toba, Sesmon Butarbutar mengatakan, ketiga lokasi Side Event tersebut berada di Lapangan Mini Soposurung, Pantai Sibolahotang Sas dan Bundaran D.I. Panjaitan.
“Di Lapangan Mini Soposurung akan berlangsung side event selama tiga hari dengan kapasitas paling besar yakni sekitar tiga ribu orang. Sedangkan di Pantai Sibolahotang Sas dan Bundaran D.I. Panjaitan dapat menampung sekitar seribu lima ratus hingga dua ribu orang,” jelas Sesmon dalam keterangannya yang diterima Kamis (23/2).
Dia menerangkan, lokasi tersebut juga akan diisi kegiatan lameran ratusan produk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), sekaligus juga nonton bersama. Salah satu produk lokal yang menjadi unggulan adalah kopi.
“Pelaku UMKM telah melalui proses assessment. Mayoritas UMKM yang terlibat memiliki produk kuliner dan souvenir. Kemudian, produk unggulan kami ada kopi, stola tenun toba, padi, maupun jagung, karena Toba ini dikenal juga sebagai daerah pertanian dan kopi,” ujar Sesmon.
Kabupaten Toba lanjut dia memiliki beberapa produk kopi yang diunggulkan. Misalnya Mora Kopi dari daerah Ajibata dan juga Kopi Partungkoan, yang sudah pernah dicoba oleh Presiden Joko Widodo.
“Sekarang, berdasarkan Indikasi Geografis (IG), Kopi Arabika Toba sudah diakui, bahwa Toba adalah penghasil kopi arabika,” jelas Sesmon.
Sementara itu, untuk produk kuliner, Pemerintah Kabupaten Toba memang terus mendorong para pelaku UMKM memanfaatkan penyelenggaraan F1 Powerboat untuk menonjolkan makanan atau kudapan tradisional khas daerah.
“Kita imbau masyarakat untuk menyediakan kuliner-kuliner tradisional seperti kue lapet, tipa-tipa, juga sasagun, yang sudah dimodifikasi menjadi seperti kukis atau biskuit, sehingga bisa dijadikan oleh-oleh untuk orang datang kesini,” ucapnya.
Disamping itu, UMKM yang telah melewati proses assessment, juga diminta untuk meningkatkan kualitasnya sehingga bisa bersaing dengan produk-produk serupa yang sudah lebih dulu ada di pasaran. Misalnya segi kemasan, harga, kualitas, hingga ketersediaan produk.Begitu juga soal harga yang tidak melebihi harga pada umumnya.
“Kalau naik sekitar sepuluh sampai tiga puluh persen masih tidak apa, karena ada kemungkinan permintaan banyak dan stok berkurang, tapi jangan lebih dari itu. Serta, buat kemasan baik dan yang halal,” pungkas Sesmon
What's Your Reaction?