<div>Arema Indonesia tidak main-main menjalani laga tandang ke
PSMS Medan di Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam, Minggu (8/7). Sebanyak 18 pemain dibawa dalam tur Sumatera tersebut.<br><br>“Kami tidak menganggap satu tim dengan tim lain itu berbeda. Semua laga harus dimainkan dengan serius. Ini kompetisi dan selayaknya, hingga akhir semua pertandingan bisa berjalan baik,” ujar manajer tim Arema Indonesia, Brillyanes Sanawiri ketika diwawancara kemarin. Apa lagi, Arema tetap berharap bisa mengakhiri kompetisi Indonesian Premier League (IPL) dengan manis, usai prestasi cukup buruk di putaran pertama lalu lantaran masalah internal yang menerpa. <br><br>“Kami ingin tetap fokus hingga kompetisi berakhir dan harapannya bisa finish di peringkat kedua,” beber pria yang akrab disapa Brilly tersebut. Menurutnya secara kualitas,
PSMS Medan yang saat ini berada di posisi 11 klasemen sementara IPL bukanlah tim kacangan. Hasil imbang 2-2 kontra Persiba Bantul Sabtu (30/6) lalu membuktikan tim besutan Fabio Lopez tersebut harus tetap diwaspadai.<br><br>Kata Brilly, masalah finansial yang melanda klub-klub IPL termasuk
PSMS Medan diprediksi tidak akan membuat tim Ayam Kinantan menjadi lemah. ”Lawan Persiba
PSMS imbang. Ini membuktikan
PSMS tim yang bagus,” ungkapnya. Bagi Arema sendiri, jadwal singkat setelah harus menghadapi Persema Malang di Stadion Gajayana Malang, Rabu (4/7) lalu juga membuat pemain Arema hanya memiliki sedikit waktu untuk recovery lantaran harus bertolak ke
Medan satu hari berselang. <br><br>“Belum sempat istirahat, Arema sudah harus berangkat ke
Medan setelah kemarin menghadapi Persema (skor 4-0 untuk kemenangan Arema). Namun, kondisi finansial yang dihadapi
PSMS Medan tetap menjadi angin segar bagi Arema yang tidak mengalami masalah serupa. Tanpa keterlambatan gaji sejauh ini, Arema akan bermain tanpa beban, sedangkan motivasi pemain
PSMS Medan yang mengalami keterlambatan gaji memasuki bulan keempat diprediksi menurun. “Syukur, hingga saat ini Arema belum pernah mengalami keterlambatan gaji. Arema dikelola pihak swasta bukan konsorsium (Anchora),” ungkap Brilly lagi. <br><br>Sementara itu, keputusan Arema membawa 18 pemain menurut sang arsitek berkebangsaan Serbia Dejan Antonic adalah untuk menghargai tim lawan. “Kami hargai tim
PSMS Medan. Kami juga ikut merasakan apa yang mereka rasakan,” ujarnya di Hotel Swissbelin sesaat sebelum bergegas memimpin latihan di lapangan Universitas
Sumatera Utara (USU) kemarin. <br><br>Kendati tidak mengalami permasalahan yang sama dengan
PSMS Medan, pria yang cukup fasih berbahasa Indonesia ini berharap, permasalahan finansial yang ada di klub-klub IPL segera berakhir. “Harapannya, masalah di klub-klub IPL bisa diselesaikan, Pemain butuh uang untuk menghidupi keluarga,” tandas Dejan. (
Bolahita)</div>