<b>CERITA</b>
PSMS Medan kian memprihatinkan. Belum lagi menyelesaikan tunggakan gaji pemain, pelatih dan official musim ISL dan Divisi Utama lalu, ancaman dualisme kembali terjadi.<br><br>Dengan utang hampir Rp3 Miliar di musim Divisi Utama lalu,
PSMS versi Indra Sakti Harahap yang berkompetisi di PT. Liga Indonesia nekad membuka seleksi pemain kembali. Bukan di Stadion Kebun Bunga atau di Stadion Teladan
Medan, tapi di Pasar 10 Marelan.<br><br>Kemudian versi RALB yang telah membentuk Organizing Comitte (OC) mengaku segera memilih ketua umum
PSMS terbaru. Mereka juga telah mendapatkan dukungan yang legal dari anggota klub PSMS.<br><br>"Benar kita memang sudah memulai seleksi. Cobalah berkomunikasi langsung dengan CEO barunya," jawab Martius Latuperissa sekretaris umum
PSMS versi Indra Sakti Harahap. <br><br>Sedangkan OC sendiri tak merisaukan seleksi yang digelar rivalnya. "Dengan dukungan klub anggota yang legal, program kami tetap berjalan. Kami harus tetap harus menggelar RALB memilih ketua umum baru," ujar Azzam Nasution ketua penjaringan ketua umum.<br><br>Komentar menarik soal
PSMS justru datang dari M Khaidir yang kini menangani PS Tasbi (Divisi III). Pelatih yang juga pernah menukangi tim kebanggaan Kota
Medan ini tak habis pikir dengan perwakilan
PSMS versi Indra Sakti yang datang ke tempat mereka menggelar latihan.<br><br>"Aneh sekali ada orang yang datang ke kami saat latihan. Ngakunya dari
PSMS dan mengatakan ada seleksi di pasar 10 dan meminta Tasbi mengirimkan pemain. Tapi Saya tanya
PSMS yang mana, siapa ketua umum, CEO dan pelatihnya, dia tidak tau," kata M Khaidir saat dihubungi.<br><br>Hal ini membuat Khaidir sumringah. Pelatih yang sudah membawa Tasbi lolos ke Zona Sumbagut ini menilai
PSMS diambang kehancuran. "Ini PSMS. Masa mengundang pemain seleksi door to door ke klub. Apa
PSMS seleksi dibawah tanah? Masa yang eks
PSMS musim lalu tak mengetahui ada seleksi. Bagi Saya ini sesuatu yang aneh," pungkasnya.<br>