Musim ini PSMS Medan mengalami krisis financial yang membuat
manajemen tak mampu membayar gaji pemainnya. Bahkan pemasukan dana dari sponsor
dan penjualan tiket tak mampu menutupi kekurangan dana tersebut. Berikut
petikan wawancara singkat dengan Idris SE, CEO PSMS Medan.
Pertanyaan: Tahun ini adalah musim perdana mengelola tim yang
berkompetisi di level kompetisi tertinggi. Menurut Abang sendiri seperti apa
pengelolaan PSMS yang sedang berjalan musim in? Termasuk kinerja manajemen tim dan
panpel.
Jawaban:
Saya rasa semuanya sudah berjalan normal seperti klub lain. Kami cukup solid
mengerjakan yang sesuai dengan porsi tugas masing-masing. Kalau ada yang melanggar, pasti langsung diberhentikan,
seperti ketua panita pertandingan. Dipecatnya karena kinerja dan hasil pendapatan masih kurang.
Pertanyaan: Bagaimana Abang melihat sistem pendanaan PSMS
Medan selama ini?
Jawaban: Sangat berbeda dengan sebelumnya, yang memakai uang
APBD. Musim ini kita murni mengandalkan atau menggunakan dana sponsor alias
tanpa menggunakan APBD. Tak bisa dipungkiri ini cukup merepotkan kami untuk menutupi
segala kekurangan. Kekesalannya adalah, kenapa undang-undang keolaragaan bisa
kalah sama Surat Keputusan (SKP) Permendagri. Misanya untuk musim ini kami membutuhkan dana
sebesar Rp17 Miliar. Di atas kertas kita sudah mendapatkan sebesar Rp8 Miliar (sponsor dan PT Liga Indonesia). Nah
sisanya ini dari mana? Kami sendiri tidak mengetahui dari mana lagi sisa ini
kami dapatkan.
Pertanyaan:
Dengan situasi seperti ini, seperti apa
janji sponsor dalam hal ini Bakrie Sumatera Plantation (BSP) kepada PSMS?
Jawaban: Sampai sekarang pihak sponsor tetap komitmen dengan
apa yang mereka janjikan. Tapi Saya
tidak mau mengatakan sisa uang yang belum diberikan. Tapi mereka komitmen, itu
yang terpenting
Pertanyaan:
Bagaimana dengan dana Rp5 Miliar dari sponsor ?
Jawaban: Memang awalnya kita ada dana sebesar Rp5 Miliar.
Tapi belakangan ini, kita mendapatkan
kabar mereka akan membiayai segala pengeluaran kita
Pertanyaan:
Berapa total pengeluaran dana untuk kontrak pemain?
Jawaban: Saya tidak mengetahui total pastinya. Tapi kira-kira
untuk semua kontrak pemain lokal dan asing sekitar Rp14 Miliar. Jumlah itu belum untuk biaya operasional
sebesar Rp2,7 Miliar, plus biaya tiket-tiket pesawat yang cukup besar.
Pertanyaan:
Di awal kompetisi lalu, kabarnya ada sponsor tambahan?
Jawaban: Memang sempat ada dua yang bakal merapat ke PSMS.
Namun karena dualisme liga saat itu, akhirnya mereka memilih mundur. Tapi nanti
di Juni ketika PSMS hanya ada satu, yaitu kita, pihak sponsor tadi akan datang
lagi. Tak tanggung-tanggung, katanya mereka akan memberikan dana sebesar Rp5-15
Miliar. Maaf saja, Saya belum bisa memberikan perusahaan mana. Jika itu
berjalan normal, tahun depan PSMS tak lagi krisis financial
Pertanyaan:
Sampai sekarang ini adakah uang pribadi yang sudah dikeluarkan? Atau juga
seperti yang dilakukan Randiman beberapa musim lalu, menjual motor besarnya
untuk kepentingan tim.
Jawaban:
Sampai sekarang, kami sudah menalangi kekurangan dana di PSMS sebesar Rp2
Miliar. Saya tidak mau mengatakan itu uang pribadi, tapi uang kami para
manajemen. Kalau yang musim-musim lalu itu namanya kan uang APBD.
Pertanyaan: Apakah
pendapatan dari penjualan tiket tak cukup menutupi kekurangan saat ini?
Jawaban:
Waduh, bagaimana mungkin itu bisa terjadi.
Pendapatan dari tiket kita sangat minim dan itu juga membuat ketua
panpel diberhentikan. Kita hanya mendapatkan pemasukan yang cukup besar dari
big match saja, seperti Mitra Kukar, Persisam, Sriwijaya, Persipura dan
Persiwa. Itu pun sekitar Rp800 juta.
Minimnya pendapatan ini dikarenakan masih banyaknya yang masuk tanpa tiket.
Begitu juga soal pendapatan tiket yang tak dilaporkan ketua panpel
Pertanyaan:
Adanya kecurigaan dari penjualan tiket
yang dilakukan panpel, apa masih tetap akan melapokan ke Polisi ?
Jawaban:
Oh tentu saja, itu sudah penggelapan. Saya memang tengah mempersiapkan data dan
segera melaporkannya dalam beberapa hari ini. Kita sudah beberapa kali
memberikan teguran kepada ketua panpel soal itu, tapi tak juga direspon.
Ya mau tak mau, ini terpaksa kita
lakukan. Banyak laporan yang tak jelas disini
Pertanyaan:
Bagaimana soal hutang-hutang PSMS ke beberapa hotel, rumah sakit dan juga
ke personal pemain dan pelatih saat ini?
Jawaban: Negara saja punya hutang kok. Jadi soal
hutang itu biasa saja kok. Itukan bisa-bisanya Safril (ketua panpel yang
diberhentikan) mengatakan. Itu terjadi karena hubungan kerjasama kita. Jujur saja, dalam hal ini
justru hotel itu banyak membantu PSMS. Kita tidak akan melupakan begitu saja
hutang.
Pertanyaan:
Kapan kira-kira PSMS bisa terlepas dari masalah krisis financial ini?
Jawaban:
Prediksi saja ini akan berakhir hingga Juni mendatang. Ini hasil komunikasi
kami dengan manajemen sponsor. Apapun cerita, pihak sponsor pasti komitlah
dengan kerjasama itu. Sekarang memang kita harus bersabar, karena ini masalah
nasional. Tak hanya PSMS yang mengalaminya.
Pertanyaan:
PSMS benar-benar mengalami krisis dana. Apa ada tindakan terdekat untuk
mengumpulkan uang?
Jawaban:
Memang kita ada rencana dengan mengikutsertakan supporter, fans dan pendukung
PSMS dalam mengumpulkan dana. Rencananya gerakan yang dimotori supporter ini
akan melakukan penjualan merchandise ke publik Medan. Semua dana yang terkumpul
ini semuanya untuk PSMS
Pertanyaan:
Apa ada yang mau disampaikan kepada pemain, fans dan pendukung PSMS Medan?
Jawaban
:
Buat pemain, Saya meminta untuk bersabar dan percaya bahwa sponsor akan
membayarkan gaji. Begitu juga dengan manajemen selalu berpikir sdan berusaha merealisasikannya.
Kepada fans dan pendukung, Saya mengharapkan dukungannya. Jangan hanya bisanya
menghujat saja. Tolong bantu kami dalam mengumpulkan dana dan jika memang ada
yang mampu, kami manajemen sekarang ini siap tarik diri. Mari sama-sama
membuktikan kecintaannya kepada PSMS. (Bolahita)