Cindy Patricia Figo: Dari Pengorbanan Masa Remaja hingga Emas PON 2024
Bagi Cindy Patricia Figo, medali emas yang kini menghiasi lehernya bukan sekadar simbol kemenangan. Lebih dari itu, medali tersebut menjadi saksi perjuangan panjang dan penuh pengorbanan sebagai atlet Taekwondo Sumatera Utara

SUMUTJUARA - Bagi Cindy Patricia Figo, medali emas yang kini menghiasi lehernya bukan sekadar simbol kemenangan. Lebih dari itu, medali tersebut menjadi saksi perjuangan panjang dan penuh pengorbanan sebagai atlet Taekwondo Sumatera Utara.
Medali yang diraihnya bersama Jesica Delima Br Surbakti dan Indriana Br Sembiring di nomor beregu putri poomsae adalah buah dari latihan tanpa henti sejak usia dini.
“Saya banyak mengorbankan masa remaja, waktu bermain, bahkan kegiatan sekolah demi latihan. Tapi semua terbayar dengan hasil membanggakan ini,” ungkap Cindy.
Perjalanan prestasi Cindy dimulai sejak 2016, saat usianya baru 9 tahun dan duduk di kelas 4 SD. Kala itu, ia hanya berniat menemani sang ayah berlatih taekwondo di Dojang Thamrin 52. Namun ketertarikannya melihat gerakan-gerakan para senior membuatnya ingin ikut mencoba.
SENNCOIN Selling High Quality Roasted Beans and Ground Coffee
Tak butuh waktu lama, seminggu kemudian sang ayah mendaftarkannya, lengkap dengan seragam dan sabuk putih. Semangatnya tak terbendung. Tahun berikutnya, ia sudah berhasil merebut emas pertamanya di Komando Cup 2017, kategori kyorugi.
“Itu kemenangan pertama saya. Harus melalui tiga babak pertandingan. Saya merasa tertantang dan semakin semangat latihan,” kenangnya.
Sejak saat itu, deretan prestasi mulai dikoleksi. Medali perak di kejuaraan internasional di Singapura (2018), lalu meraih tiga emas dan satu perunggu di turnamen Malaysia, membuat namanya mulai diperhitungkan.
Namun, tahun 2019 menjadi titik balik penting. Cindy memutuskan pindah dari nomor kyorugi ke poomsae, karena sering gugup sebelum bertanding yang membuat performanya menurun. Keputusan ini terbukti tepat.
“Di poomsae, saya bisa lebih fokus. Saya ikut seleksi TI Medan dan berhasil terpilih tampil di Piala Gubsu dan Popnas 2019,” ujarnya.
View this post on Instagram
Meski tak meraih medali di Popnas Bogor 2019, semangatnya justru semakin membara. Deretan prestasi pun terus bertambah: emas Piala BNN 2020, perak Changmookwan World Class 2021, emas Ambassador Cup 2021, hingga emas Porprovsu 2022, yang kemudian mengantarkannya ke Pelatda PON 2024.
Berlatih bersama tim Sumut, Cindy harus menjalaninya dengan 12 sesi latihan dalam seminggu selama empat tahun. Masa remajanya habis untuk latihan dan sekolah. “Pagi latihan pukul 08.00-11.00 WIB, lalu sekolah sampai jam 15.00 WIB, sorenya lanjut latihan hingga 18.30. Tidak ada waktu untuk bermain,” katanya.
Rasa jenuh dan lelah kerap datang, namun ambisi membawa emas di PON XXI Aceh-Sumut 2024 menjadi motivasi utamanya. “Pelatih selalu mengingatkan kami untuk jaga mood, istirahat yang cukup, dan tetap fokus,” tambahnya.
Cindy, kelahiran 28 April 2006, kini merasa perjuangannya tak sia-sia. Ia bertekad mempertahankan medali pada PON 2028 dan terus mengukir prestasi. “Dengan semangat dan kerja keras, saya yakin bisa terus berprestasi. Ini baru awal,” tutupnya.
Daftar Prestasi Cindy Patricia Figo:
-
- Medali Emas Komando Cup 2017
- Medali Perak di Singapura 2018
- Juara Umum Turnamen di Malaysia 2018
- Dua Medali Emas Piala Gubsu 2019
- Dua Medali Emas Piala BNN 2020
- Perak Changmookwan World Class Taekwondo Championship 2021
- Emas Ambassador Cup 2021
- Perunggu Krakatau Open Championship 2021
- Perunggu BIHO International Championship 2021
- Dua Emas Kejurwil 2022
- Emas Porprovsu 2022
- Perak Kejurnas 2022
- Perak Bekasi Open 2023
- Emas dan Terbauk Piala Pangkostrad 2024
- Perak UGMTC 2024
- Medali emas PON XXI Aceh-Sumut 2024
- Dua Emas dan Pemain Terbaik Piala BNNP Sumut 2025
- Dua Medali Emas dan Pemain Terbaik Piala Gubsu 2025
What's Your Reaction?






