PSSI Siap Investigasi dan Berikan Sanksi dalam Kontroversi Laga Aceh vs Sulteng di PON 2024

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua I Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Suwarno, dalam konferensi pers di Media Center, pada Minggu (15/9/2024).

Sep 16, 2024 - 20:23
Sep 16, 2024 - 20:24
 0
PSSI Siap Investigasi dan Berikan Sanksi dalam Kontroversi Laga Aceh vs Sulteng di PON 2024

BOLAHITA, BANDA ACEH - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan melakukan investigasi dan memberikan sanksi kepada pihak yang terlibat dalam kontroversi pertandingan antara Aceh melawan Sulawesi Tengah (Sulteng).

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua I Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Suwarno, dalam konferensi pers di Media Center, pada Minggu (15/9/2024).

Pertandingan perempat final cabang sepak bola putra PON 2024, yang mempertemukan Aceh dan Sulteng, memicu kontroversi setelah wasit memberikan tiga kartu merah dan dua penalti kepada tim Aceh. Laga yang merupakan bagian dari Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatra Utara ini dianggap berlangsung penuh insiden.

SENNCOIN Selling High Quality Roasted Beans and Ground Coffee

Suwarno menjelaskan bahwa pertandingan awalnya berjalan lancar, namun sejumlah keputusan wasit di kemudian hari dinilai kontroversial dan memicu ketegangan. Puncaknya, seorang pemain Sulteng memukul wasit Eko Agus Sugih Harto, yang akhirnya harus dirawat di rumah sakit akibat cedera dari insiden tersebut.

Tindakan pemukulan serta kontroversi dalam pertandingan ini, menurut Suwarno, tidak sesuai dengan norma dan aturan PSSI. Oleh karena itu, PSSI akan melakukan penyelidikan mendalam terhadap wasit dan pemain yang terlibat. "Investigasi mendalam akan dilakukan terhadap atlet dan wasit yang terlibat dalam keputusan kontroversial ini," ujarnya.

KONI Pusat juga sudah berkoordinasi dengan technical delegate PSSI terkait kejadian yang terjadi dalam pertandingan Sabtu malam (14/9/2024). Menurut Suwarno, pemain yang melakukan pemukulan terhadap wasit akan menerima sanksi, dengan hukuman teringan berupa larangan bermain selama enam bulan. Namun, sanksi tersebut bisa lebih berat, tergantung keputusan akhir PSSI yang berencana memberikan hukuman maksimal.

“PSSI berencana menerapkan sanksi maksimal. Proses ini akan kami ikuti terus," tambah Suwarno.

Selain itu, wasit yang memimpin laga juga akan diperiksa terkait beberapa keputusan yang dianggap kontroversial. Jika terbukti bersalah, wasit tersebut akan dikenakan sanksi sesuai aturan yang berlaku di federasi sepak bola Indonesia. "Wasit akan dikenai sanksi jika memang terbukti bahwa keputusan-keputusannya selama pertandingan bersifat kontroversial," imbuh Suwarno.

Setelah insiden tersebut, KONI Pusat, Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah) Pengurus Besar (PB) PON, serta PSSI telah melakukan komunikasi dengan technical delegate. Semua pihak sepakat mengutuk keras kejadian dalam pertandingan antara Aceh dan Sulteng, serta berharap kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang, baik di PON maupun dalam pertandingan lainnya.

“Apa yang terjadi di PON ini, PSSI dan KONI sangat mengecamnya. Ini merupakan upaya untuk meminimalisasi terulangnya peristiwa-peristiwa serupa di masa depan," kata Suwarno. "Jangan sampai wasit dipukul oleh pelatih, tim, atau atlet dalam pertandingan apa pun," tegasnya.

Senada dengan Suwarno, Ketua Bidang Pertandingan PB PON Ke-21 Wilayah Aceh, T Banta Nuzullah, menegaskan bahwa pihaknya tidak berpihak pada kontingen mana pun, meskipun Aceh adalah tuan rumah. “Kami menjunjung tinggi prinsip fair play di setiap cabang olahraga dan mengecam setiap kegaduhan yang terjadi," tutup Banta.


What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow