Digelar Dua Tahun Sekali, Piala Dunia Jadi Tak Istimewa
Opsi FIFA menggelar Piala Dunia setiap dua tahun sekali dianggap rencana yang bisa berakibat fatal.
Dimana nantinya, justru akan membuat turnamen paling bergengsi di jagat raya itu kehilangan pesonanya.
Gagasan untuk mengubah format Piala Dunia dari empat tahun ke dua tahun memang menimbulkan pro dan kontra. Ada yang mendukung, tetapi tak sedikit yang menolaknya.
Menggelar Piala Dunia setiap dua tahun sekali merupakan gagasan Arsene Wenger selaku Kepala Pengembangan Global FIFA.
Ia menilai langkah tersebut akan disukai penggemar karena akan disuguhkan lebih banyak pertandingan bergengsi.
Wenger juga melakukannya demi kepentingan pemain. Para aktor lapangan hijau kini punya peluang yang lebih banyak untuk menjuarai Piala Dunia dalam kariernya.
Namun ide tersebut justru ditolak oleh Kylian Mbappe dan Robert Lewandowski. Dua pemain yang paling bersinar sepanjang tahun ini ingin waktu penyelenggaraan Piala Dunia tidak diubah.
“Piala Dunia, setiap dua tahun? Saya tidak bisa mengatakan apakah itu benar atau salah," kata Mbappe dilansir dari Goal.
"Namun Piala Dunia adalah sesuatu yang unik yang terjadi setiap empat tahun. Memainkannya setiap dua tahun akan membuatnya menjadi kompetisi normal."
Sementara Lewandowski menyoroti peluang para pemain untuk lebih banyak tampil di Piala Dunia. Hal itu dianggapnya tidak berarti banyak karena mempengaruhi level permainan turnamen tersebut.
"Jika kita tampil di Piala Dunia dua tahun sekali, maka periode para pesepakbola bermain di level tertinggi akan menurun. Tidak mungkin secara fisik dan psikis," kata Lewandowski.
"Jika Anda ingin bertahan lama di sepak bola, Anda butuh waktu istirahat yang panjang."
What's Your Reaction?