Raport Buruk Manchester United di Liga Champions: Juru Kunci dan Kebobolan 15 Gol
Setan Merah harus merelakan impian mereka di kompetisi Eropa dan kini bisa memusatkan perhatian pada kompetisi dalam negeri.

SENNCOIN Selling High Quality Roasted Beans and Ground Coffee
Manchester United kembali mengecewakan dalam perjalanannya di Liga Champions kali ini. Meskipun berada di grup yang tampaknya tidak terlalu sulit, Setan Merah justru finis di dasar klasemen. Bagaimana penilaian performa mereka pada edisi ini?
Ditempatkan dalam Grup A bersama Bayern Munchen, Copenhagen, dan Galatasaray, harapan Manchester United untuk lolos bersama Bayern ke babak 16 besar tampak mungkin.
Namun, dua kekalahan pada dua pertandingan awal melawan Bayern Munchen (tandang) dan Galatasaray (kandang) telah menggoyahkan keyakinan.
Meski menang 1-0 melawan Copenhagen di Old Trafford, kekalahan 4-3 di pertandingan berikutnya di markas Copenhagen membuat situasi semakin sulit.
Dalam laga krusial melawan Galatasaray, Manchester United gagal memanfaatkan keunggulan dan pertandingan berakhir 3-3.
Pada laga terakhir, harapan untuk melangkah ke babak gugur masih ada, dengan syarat mereka harus mengalahkan Bayern dan hasil imbang antara Copenhagen dan Galatasaray.
Namun, di Old Trafford, Manchester United menyerah 0-1 oleh gol Kingsley Coman, mengakhiri perjalanan mereka di Liga Champions musim ini di posisi juru kunci grup.
Dengan hanya mengumpulkan empat poin dari enam pertandingan, ini adalah kali pertama sejak 2006 Manchester United berada di dasar klasemen grup Liga Champions.
Performa bertahan mereka juga menjadi sorotan, kebobolan sebanyak 15 kali, tiga lebih banyak dari jumlah gol yang mereka cetak. Catatan ini menjadi yang terburuk sepanjang sejarah tim-tim Inggris di babak grup Liga Champions.
Rata-rata tembakan per pertandingan Manchester United sebanyak 11,8 tembakan, menempati posisi kedua terburuk setelah Copenhagen. Penguasaan bola mereka juga kurang impresif, hanya mencapai 47,3 persen, kalah dari Bayern dan Galatasaray yang menduduki peringkat satu dan dua secara berurutan.
Dengan demikian, Setan Merah harus merelakan impian mereka di kompetisi Eropa dan kini bisa memusatkan perhatian pada kompetisi dalam negeri.
What's Your Reaction?






