Bentrok Suporter, Dua Ditahan Polsek Labuhan

Bentrok Suporter, Dua Ditahan Polsek Labuhan

Jun 14, 2012 - 20:12
 0
Bentrok Suporter, Dua Ditahan Polsek Labuhan
Aksi salah satu suporter PSMS Medan di Stadion Teladan beberapa waktu lalu<br>
Tertangkapnya dua anggota SMeCK Hooligans oleh pihak Polsek Labuhan yang melakukan pemukulan terhadap suporter lainnya sekitar 19 April lalu berbuntut panjang. Pihak SMeCK menuding Kampak FC sebagai dalang di belakang kejadian tersebut.  Ketua SMeCK, Wahyudinata Simangunsong yang dikonfirmasi kemarin mengatakan, dua anggota SMeCK yang ditangkap polsek Labuhan, yakni Anjar dan Iwan merupakan korban salah tangkap. “Mereka berdua mengaku, mereka datang ke kejadian itu untuk melerai, tetapi akhirnya mereka yang ditangkap. Kami mensinyalir, pihak Kampak FC sengaja membayar polisi untuk memaksa kedua anggota kami mengakui sebagai pelaku pemukulan, mereka biasa melakukan itu,” ujar Wahyudinata.

Pria yang akrab disapa Nata itu juga mengatakan, Iwan merupakan anggota SMeCK basis Kampung Lalang Medan, sedangkan Anjar merupakan warga Jalan Karya Medan.  Wahyudinata mengungkapkan, Iwan merupakan salah satu coordinator Steward pertandingan PSMS versi ISL.  Menurutnya selama ini, pihak Kampak FC juga sering melakukan penyerangan kepada SMeCK, namun pihaknya masih menganggap pelaku penyerangan sebagai orang tak dikenal (OTK). “Banyak laporan bahwa SMeCK diserang Kampak, tapi masih sebatas kami anggap OTK,” katanya.

Usai kejadian, Nata menyatakan, pihaknya dan beberapa pengurus SMeCK yang lain berusaha untuk mengontak Ketua Kampak FC, Naldi Siregar untuk menyelesaikan permasalahan, namun tidak ada tanggapan. “Seperti dengan PFC yang sempat berseteru dengan kami, dan sekarang sudah damai, kami juga sudah mencoba mengontak Naldi, tapi dia enggan berkoordinasi dengan kami,” paparnya.  Sementara menanggapi tudingan Nata, Naldi menanggapinya santai. Menurutnya, setelah kejadian penyerangan yang menyebabkan anggota Kampak FC, Syaipul Ahmad harus dirawat di rumah sakit lantaran terluka, pihaknya sudah melakukan koordinasi kepada SMeCK, juga Nata, untuk membantu biaya perawatan, namun tidak ada tanggapan. “Orang SMeCK sama sekali tidak ada yang membesuk korban, memberikan bantuan perobatan dan biaya terapi kusuk serta menanyakan apa-apa, padahal kami sudah mencoba berkoordinasi dengan mereka, tapi tidak ada jawaban. Dengan begitu, kami berinisiatif untuk menyerahkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian,” bebernya.

 Mengenai perundingan damai yang diwacanakan SMeCK, Kampak menanggapi dingin. Menurutnya, kendati telah beberapa kali berjumpa dengan Nata dan Ketua PFC (PSMS Fans Club) di beberapa kesempatan, wacana perdamaian tidak pernah disampaikan. “Eh, malah ketika kami menyaksikan pertandingan PSMS IPL dari tribun, beberapa orang berpakaian SMeCK melempari kami batu dari belakang Stadion Teladan. Ini berarti, mereka tidak mau berdamai dan koordinasi ketua SMeCK dengan anggotanya juga kurang,” tuding Naldi.

Naldi mengimbau, untuk menghindari kerusuhan sesama suporter, seluruh klub suporter pendukung PSMS Medan hendaknya kembali ke dalam Kampak FC sebagai klub supporter pertama di Kota Medan yang berdiri 14 Februari 2001. “Bahwa klub suporter pertama PSMS itu Kampak FC,  SMeCK dan PFC, segeralah  kembali ke Kampak, biar tidak ada kerusuhan lagi dan wadah supporter hanya satu,” ungkapnya.  Kepala Unit (Kanit) Reskrim Polsek Labuhan, Ajun Komisaris Polisi (AKP)  M Oktavianus mengakui pihaknya telah melakukan penangkapan terhadap dua pelaku yang merupakan anggota SMeCK Hooligans pemukulan suporter lainnya. “Ada dua pelaku yang kami amankan di kawasan Marelan, dan berkasnya juga sudah dilimpahkan. Keduanya dari SMeCK, kejadiannya sudah cukup lama, saya lupa,” ungkap Oktavianus kemarin. (Bolahita)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow