Batik Laris Manis selama PEPARNAS XVII
Gelaran Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII 2024 di Solo, Jawa Tengah membawa dampak positif bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kampung Batik Laweyan.

BOLAHITA - Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII 2024 yang diadakan di Solo, Jawa Tengah, memberikan dampak positif bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kampung Batik Laweyan.
Gelaran ini berhasil mendorong peningkatan penjualan produk batik lokal, sekaligus membangkitkan optimisme para pengrajin batik.
Bela (22), penjaga toko Batik Adityan Art di Jalan Sidoluhur, Laweyan, mengungkapkan bahwa sejak PEPARNAS XVII berlangsung, penjualan batik meningkat. Meski kenaikannya belum mencapai dua kali lipat, Bela tetap bersyukur dengan perkembangan tersebut.
"Ada peningkatan penjualan batik sejak PEPARNAS dimulai, dan semoga acaranya sukses," ujar Bela, Sabtu (12/10/2024). Ia berharap acara-acara nasional seperti PEPARNAS terus diadakan di Solo karena memberikan dampak langsung pada perekonomian lokal.
SENNCOIN Selling High Quality Roasted Beans and Ground Coffee
Wiji (30), penjaga toko Batik Putra Bengawan, juga merasakan hal serupa. “Syukurlah, selama PEPARNAS ini ada lebih banyak pembeli batik,” katanya. Beberapa atlet dari kontingen PEPARNAS telah mampir ke tokonya dan membeli batik, yang jelas membawa dampak positif bagi penjualannya. Wiji pun berharap Surakarta dapat terus menjadi tuan rumah acara nasional untuk mendukung ekonomi setempat.
Nining (52), pemilik usaha fesyen batik Marin Laweyan, juga optimis bahwa PEPARNAS XVII akan membawa dampak baik bagi bisnisnya. "Kami berharap acara seperti PEPARNAS sering diadakan karena berpengaruh pada peningkatan omzet. Penjualan batik kami bisa naik dibandingkan hari biasa," ujarnya. Nining menambahkan bahwa beberapa kontingen dan atlet sudah mulai melihat-lihat koleksi batiknya, dan ia yakin penjualan akan meningkat menjelang penutupan acara.
Optimisme Nining didasari pada pengalamannya selama Piala Dunia U17 2023, di mana penjualan batiknya melonjak signifikan di akhir acara. “Saya yakin PEPARNAS XVII juga akan membawa dampak serupa, terutama bagi sektor kerajinan lokal,” tambahnya.
Sementara itu, Wulan dari UMKM Dagoer Production melaporkan omzet sebesar Rp30 juta selama PEPARNAS XVII. Menurutnya, kemudahan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah dan panitia PEPARNAS sangat membantu peningkatan penjualan produk seperti kaus, jaket, dan tas. "Kegiatan ini memungkinkan kami memperkenalkan produk lebih luas, sehingga omzet kami meningkat," katanya.
Sebagai informasi, industri batik tulis dengan pewarna alami di Kampung Batik Laweyan telah berkembang sejak abad ke-14, di masa Keraton Pajang. Dengan ditemukannya teknik batik cap pada awal 1900-an, kampung ini menjadi pusat industri batik dan melahirkan banyak juragan batik. Hingga kini, Kampung Batik Laweyan tetap menjadi destinasi wisata budaya bagi turis, akademisi, dan media dari dalam maupun luar negeri yang tertarik akan sejarah dan keindahan batik.
Dengan kesuksesan PEPARNAS XVII, para pelaku UMKM di Kampung Batik Laweyan optimis bahwa acara-acara nasional seperti ini akan terus memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
What's Your Reaction?






