KONI Sumut Mulai Jalankan Program Pembinaan Intensif Jelang PON 2028
Program ini mulai dijalankan pada Juli 2025, dengan agenda pertama berupa tes fisik yang akan dilaksanakan 5 Juli 2025 di Stadion Universitas Negeri Medan (Unimed).

BOLAHITA - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Utara resmi memulai Program Pembinaan Intensif (PPI) sebagai langkah awal persiapan menuju PON XXII/2028 yang akan digelar di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Program ini mulai dijalankan pada Juli 2025, dengan agenda pertama berupa tes fisik yang akan dilaksanakan 5 Juli 2025 di Stadion Universitas Negeri Medan (Unimed).
Ketua Umum KONI Sumut, Kolonel TNI (Purn) Hatunggal Siregar, menyampaikan bahwa tes fisik ini akan menjadi titik awal sebelum penetapan SK atlet, pelatih, dan wasit pendamping (wasping).
Pernyataan ini ia sampaikan dalam rapat konsultasi dengan Pengurus Pengprov peserta PPI, yang digelar di Ruang Rapat KONI Sumut, Jalan Pancing, Medan, Rabu (2/7/2025) sore.
SENNCOIN Selling High Quality Roasted Beans and Ground Coffee
Didampingi jajaran pengurus seperti Ketua I Bambang Kencono Wahono, Wakil Ketua III Irwan Pulungan, Wakil Ketua IV M. Syahrir, Sekretaris Umum Syahrial A. Pulungan, Bendahara Umum Muhammad Husaini Almubayyin, Kabid Binpres Prof. Dr. Indra Kasih, serta beberapa pengurus lainnya, Hatunggal menegaskan bahwa PPI harus segera dimulai meskipun belum melibatkan seluruh cabang olahraga (cabor).
“Untuk tahap awal, PPI hanya diikuti oleh 131 atlet dari 18 cabor perorangan yang sebelumnya meraih medali emas, perak, dan perunggu di PON XXI/2024 Aceh-Sumut. Ini karena keterbatasan anggaran. Idealnya semua cabor langsung terlibat, tapi kita fokus dulu pada cabor-cabor yang terbukti berprestasi,” ujar Hatunggal.
View this post on Instagram
Adapun 18 cabor yang masuk tahap awal PPI adalah:
Atletik, Boling, Golf, Gulat, Karate, Kick Boxing, Pencak Silat, Ski Air, Taekwondo, Tenis Meja, Tinju, Wushu – Sanda dan Taolu, Angkat Besi, Judo, Menembak, Panahan, Panjat Tebing, Akuatik.
Hatunggal menegaskan bahwa penyelenggaraan PPI merupakan amanah hasil Rapat Kerja KONI Desember 2024, juga hasil Musyawarah KONI April 2025 serta Pleno KONI Sumut 1 Juli 2025. Oleh sebab itu, meski anggaran terbatas, program ini tetap dijalankan sebagai langkah strategis menjaga dan membina para atlet Sumut agar tidak ‘dibajak’ oleh provinsi lain.
Sementara itu, menanggapi keluhan dari Pengprov terkait minimnya dana transportasi untuk atlet dan pelatih, seperti disampaikan Sekum FORKI Sumut Zulkarnaen Purba, Wakil Ketua III KONI Sumut Irwan Pulungan menyampaikan permohonan maaf dan meminta pengertian. Irwan yang juga mantan atlet itu memahami kekhawatiran yang muncul, namun menekankan pentingnya dukungan dan kerjasama seluruh Pengprov untuk menyukseskan PPI.
“Kami sudah ajukan penambahan anggaran lewat P-APBD 2025. Harapannya, PPI tahun depan bisa berjalan lebih baik, terutama dari sisi pembiayaan,” kata Irwan.
Kabid Binpres KONI Sumut, Prof. Indra Kasih, turut menjelaskan bahwa atlet yang masuk PPI merupakan peraih medali di PON 2024 dan masih memenuhi syarat usia untuk bertanding di PON 2028, sesuai panduan teknis (THB) dari PON sebelumnya. Para atlet juga diwajibkan menjalani latihan minimal enam sesi per minggu.
Sedangkan untuk pelatih, masing-masing Pengprov cabor diminta mengusulkan nama-nama yang telah memiliki sertifikasi minimal tingkat nasional. Mereka pun diwajibkan memberikan laporan tertulis serta menyusun program latihan setiap tiga bulan (triwulan).
Dengan dimulainya PPI ini, KONI Sumut berharap pembinaan atlet bisa lebih terarah, dan Sumut mampu mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi pada PON XXII/2028 mendatang.
What's Your Reaction?






