MEDAN, BOLAHITA.com - Tegas dan berwibawa. Prajurit hormat kepadanya. Namun kini tak hanya mereka. Saat ini sangat banyak yang respect kepadanya. Ya sosok Pangdam I/BB Mayjen TNI, Edy Rahmayadi yang tak menutup matanya terhadap persoalan
PSMS Medan. Dia tidak ragu untuk membantu, bahkan lebih dari sekedar membantu.
Catatan Bani Gultom - Suporter PSMS, SMeCK Hooligan
Jendral berbintang dua yang menjadi "juru selamat" tim
PSMS Medan. Disaat banyak pecinta sepak bola negeri ini yang merindukan kokokan sang Ayam Kinantan, beliau datang untuk menyelamatkan tim yang berjaya di era perserikatan ini.
Tidak banyak yang menyangka seorang Panglima Daerah Militer (Pangdam) begitu peduli dengan ikon sepak bola Kota
Medan ini. Setelah beliau mendapatkan tugas di Kodam I/BB, beliau langsung perihatin dengan kondisi tim yang berlambangkan daun tembakau ini. Sebagai anak
Medan asli, beliau bergerak cepat dengan mengambil alih
PSMS Medan saat ini, hal ini juga di dukung oleh 40 klub pemilik saham
PSMS (setelah berlangsungnya Rapat Anggota Luar Biasa / RALB beberapa waktu yang lalu)
Hasil dari Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) itu maka terpilihlah secara aklamasi dr Mahyono (yang juga sahabat Pangdam) sebagai Ketua Umum
PSMS Medan, menggantikan Indra Sakti Harahap yang sudah dicabut mandatnya oleh 40 klub dan dinilai tidak mampu memimpin
PSMS Medan.
Kembali ke Panglima sang "juru selamat", beliau langsung bergerak cepat membenahi
PSMS Medan, seleksi pemain langsung dilaksanakan. Bukan hanya pemain-pemain profesional dan amatir saja yang mengikuti seleksi, bahkan prajurit dari timnas TNI pun diperintahkan ikut seleksi. Alhasil saat ini di squad
PSMS Medan di perkuat 8 prajurit TNI, mungkin
PSMS Medan menjadi tim profesional pertama yang di huni banyak prajurit TNI, bahkan pelatih kepala
PSMS Medan (Suharto) masih aktif manjadi anggota TNI AD. Sebagai tambahakan Suharto sudah tidak asing lagi di kuping para pecinta
PSMS Medan, mengingat dia juga pernah menjadi pelatih
PSMS Medan dan mantan striker
PSMS Medan di era 90-an.
Peran Panglima yang banyak aktif di belakang layar begitu terasa manfaatnya, Mess pemain
PSMS yang di bangun sejak tahun 70-an baru tersentuh renovasi setelah mendapat arahan dari Pangdam. Hingga saat ini pemain menjalani pemusatan latihan di Mess Kodam, dimana penjagaan super ketat untuk pemain (pukul 22.00 Wib) para pemain wajib sudah berada di Mess.
Konsumsi para pemain
PSMS juga sudah mulai di perhatikan, setelah sebelumnya hanya makan nasi bungkus, kini para pemain sudah mendapatkan konsumsi yang jauh lebih layak, bahkan dokter Gizi dipersiapkan khusus untuk membantu kadar asupan gizi para pemain.
Banyak juga yang bertanya dari mana sumber dana Pangdam untuk membiayai sebuah tim profesional, apakah memakai biaya pribadi? Mengingat membiayai sebuah tim profesional di Indonesia membutuhkan biaya miliaran rupiah! Beberapa sumber mengatakan Pangdam sudah mempunyai jaringan beberapa perusahaan yang siap untuk membantu
PSMS Medan, dan Andry Mahyar Matondang yang ditunjuk oleh Pangdam untuk menjadi manager
PSMS Medan saat ini juga menjadi orang penting dalam pendanaan
PSMS Medan.
Berbagai apresiasi kepada Panglima pun bermunculan, salah satunya dari Legenda
PSMS Medan dan Timnas era 60-an Bapak H Dollah Unai, beliau mengungkapkan harapan yang besar kepada Panglima untuk mengembalikan kembali kejayaan
PSMS Medan, para pendukung setia
PSMS Medan juga sangat berharap agar
PSMS Medan kembali bangkit dari tidur panjangnya. 30 Tahun sudah
PSMS Medan tidak pernah merasakan gelar juara di kompetisi tertinggi negeri ini, prestasi terbaik
PSMS Medan terjadi tahun 2007, di saat itu
PSMS Medan cuma mampu meraih posisi runner-up setelah di pertandingan final di kalahkan Sriwijaya FC dengan skor 3-1.
Ya...
PSMS Medan saat ini sangat identik dengan Militer, latihan fisik ala militer sudah menjadi porsi latihan para pemain sehari-hari, hal ini sangat cocok dan berkaitan dengan permainan
PSMS Medan yang terkenal dengan permainan Rap-Rap, yakni sebuah permainan keras namun tidak kasar.
Kini sepak bola
Medan sudah mulai bergairah kembali, para suporter juga sudah memenuhi stadion disaat
PSMS melakoni pertandingan uji coba. Sudah cukup lama
PSMS Medan absen di kompetisi tertinggi negeri ini, cukup miris sebenarnya mengingat
Medan kota ter-besar ke-3 di Indonesia dan hanya bermain di kompetisi kasta ke-2.
Setelah Panglima turun tangan menyelamatkan
PSMS Medan, pemain sudah mendapatkan pelayanan yang layak dan kontrak/gaji yang cukup untuk membiayai keluarga mereka. Bahkan disaat kompetisi yang masih belum serba jelas ini, para pemain masih terus melakukan persiapan dan uji coba, dimana banyak klub sepak bola pada saat ini yang meliburkan para pemainnya akibat kompetisi yang belum jelas. Semoga apa yang di rasakan
PSMS saat ini dapat di tiru oleh tim-tim lain di Liga Indonesia, walaupun sampai saat ini kompetisi masih belum jelas dan konflik PSSI dan Menpora yang juga belum usai.
Terima kasih Panglima...