Bukan di Stadion Utama, PSMS Medan Kemungkin Besar Berkandang di Baharuddin Siregar Musim Ini
Stadion megah yang direncanakan menjadi kandang utama PSMS Medan musim ini belum menjalani tahapan verifikasi sebagai syarat administrasi dan teknis dari operator liga.
BOLAHITA - Meski telah mendapatkan izin penggunaan dari Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, PSMS Medan hingga kini belum mengajukan proses verifikasi Stadion Utama Sumatra Utara kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Stadion megah yang direncanakan menjadi kandang utama PSMS Medan musim ini belum menjalani tahapan verifikasi sebagai syarat administrasi dan teknis dari operator liga.
Sekretaris PSMS Medan, Julius Raja, membenarkan hal tersebut. Ia menyebut proses verifikasi masih menunggu kejelasan administratif dari pihak Kementerian PUPR.
“Terkait Stadion Utama, kami masih menunggu petunjuk dari PUPR. Informasinya soal serah terima masih belum jelas. Saya akan cek lagi,” ujar Julius, yang akrab disapa King.
SENNCOIN Selling High Quality Roasted Beans and Ground Coffee
Jika proses serah terima dari PUPR telah rampung, PSMS akan segera menyurati PT LIB dan Mabes Polri untuk memulai tahap verifikasi.
“Setelah administrasi jelas, baru kami kirim surat ke LIB. Kemudian akan ada verifikasi dari Mabes Polri, termasuk security assessment yang bekerja sama dengan LIB,” tambahnya. “Setelah itu, baru kami koordinasi lebih lanjut dengan Polda Sumut terkait aspek keamanan.”
Sementara menunggu kejelasan terkait Stadion Utama, PSMS telah menyiapkan Stadion Baharoeddin Siregar sebagai venue utama mereka di Liga 2 musim ini.
“Stadion Baharoeddin sudah diverifikasi oleh LIB pada 23 Juni lalu. Jadi sambil menunggu proses untuk Stadion Utama, kami tetap fokus menyiapkan Stadion Baharoeddin. Itu stadion utama kami saat ini, bukan alternatif, karena semua masih berproses,” jelas King.
View this post on Instagram
Sebelumnya, Gubernur Bobby Nasution telah memberi izin kepada PSMS Medan untuk menggunakan Stadion Utama Sumatra Utara sebagai kandang.
Namun, ia menekankan bahwa manajemen klub yang kini dikelola oleh PT Kinantan Medan Indonesia (KMI) tetap harus mengikuti aturan, termasuk membayar retribusi penggunaan stadion.
What's Your Reaction?
