Gubernur Bobby Nasution Kembali Ungkap Ketertarikan Kelola PSMS Medan: Khawatir Jika Dijual ke Luar Sumut
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, kembali menyuarakan keinginannya untuk turut ambil bagian dalam membenahi PSMS Medan

BOLAHITA - Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, kembali menyuarakan keinginannya untuk turut ambil bagian dalam membenahi PSMS Medan. Ia mengaku prihatin melihat kondisi klub legendaris Sumut itu yang hingga kini masih dilanda masalah finansial.
Dalam acara pelantikan pengurus KONI Sumut di Regale, Selasa (10/6/2025), Bobby menyampaikan bahwa dirinya banyak mendapat pertanyaan dari masyarakat soal masa depan PSMS setelah mengunggah kegiatan dukungan terhadap tim U-17 di media sosial.
“Waktu saya unggah soal dukungan untuk U-17, lebih dari 50 persen komentar malah menanyakan soal PSMS. Mereka bilang, ‘Pak, PSMS gimana?’ Padahal kepemilikan PSMS bukan milik pemerintah provinsi, melainkan milik perorangan atau badan usaha. Jadi pemerintah tidak punya saham di sana,” ujar Bobby.
SENNCOIN Selling High Quality Roasted Beans and Ground Coffee
Saat ini, nasib PSMS memang belum menemui kejelasan. Di saat klub-klub lain sudah mulai bersiap menyambut Liga 2 musim 2024/2025, Ayam Kinantan masih terjebak masalah finansial. Bahkan, ada kekhawatiran tim tak bisa berkompetisi jika tak segera mendapat dana segar.
"Padahal kita semua tahu, PSMS adalah klub yang bisa mempersatukan masyarakat Sumut. Kita ingin PSMS berkembang dan maju ke depan. Kalau ada ajakan membangun PSMS bersama, saya siap. Banyak juga masyarakat Sumut yang peduli dan ingin PSMS bangkit,” tambahnya.
View this post on Instagram
Bobby juga mengungkapkan kekhawatirannya jika PSMS sampai dijual keluar daerah. Ia menilai, penting untuk menjaga agar klub tetap dimiliki oleh orang-orang Sumatera Utara.
“Saya dengar ada kabar PSMS akan dilepas ke luar Sumut. Sayang kalau itu sampai terjadi. Ini soal identitas dan kebanggaan daerah. Kita perlu punya ego kedaerahan, supaya PSMS tetap jadi milik kita. Jangan sampai industri sepak bolanya malah berkembang di luar Sumut,” tegasnya.
Meski demikian, Bobby menyatakan dirinya tak harus menjadi sosok yang mengelola langsung. Baginya, yang terpenting PSMS tetap berada di tangan putra-putri daerah.
“Kalau bukan saya pun tak masalah. Yang penting PSMS tetap dikelola oleh orang Sumut. Klub besar seperti ini bisa jadi motivasi bagi cabang olahraga lain untuk bersaing,” katanya.
Ia pun menyinggung wacana pembentukan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) sebagai solusi pembiayaan jangka panjang. “Kita ingin seperti yang dilakukan Pak Dedi Mulyadi di Jawa Barat, yang bisa kibarkan bendera Persib di atas. Kalau bisa, kita bentuk BUMD, isinya gabungan dari kabupaten/kota di Sumut. Misalnya 20–30 persen saham dikelola pemerintah daerah, sisanya baru oleh perorangan. Jadi, semua punya rasa memiliki,” jelas Bobby.
Sementara itu, kondisi internal PSMS saat ini masih diwarnai ketidakpastian. PT Kinantan Medan Indonesia (KMI), pengelola utama klub, masih mencari mitra pengelola baru. Komisaris PSMS, Edy Rahmayadi, juga dikabarkan tengah mencari sumber pendanaan ke Jakarta. Saat ini, PT KMI memegang 51 persen saham PSMS, sementara sisanya dikuasai oleh Kodrat Shah.
Namun, KMI juga tengah menghadapi gugatan dari 40 klub anggota PSMS yang menolak rencana penjualan saham klub. Sejak era pelarangan pendanaan klub dari APBD, PSMS terus berganti pengelola, namun belum kunjung menemukan kestabilan finansial.
Dengan perhatian dari tokoh daerah seperti Bobby Nasution, publik Sumut kini menaruh harapan agar klub kebanggaan mereka bisa kembali berjaya — baik secara prestasi maupun manajemen.
What's Your Reaction?






