Hengki Ahmad : Tanpa Pro Duta dan Bintang Jaya, Sumut Kian Redup
Hengki Ahmad : Tanpa Pro Duta dan Bintang Jaya, Sumut Kian Redup
MEDAN, BOLAHITA - Dijualnya Bintang Jaya Asahan dan pindah homebasenya Pro Duta FC memastikan sepak bola Sumatera Utara kian meredup. Perginya dua kontestan Liga 2 (Divisi Utama, red) memastikan Stadion Teladan sepi dari atmosfer pertandingan.
Efeknya hanya PSMS Medan yang nantinya menjadi stadion tersebut sebagai homebase. Kepergian dua tim ini dipastikan langsung mengubur mimpi pesepak bola muda yang dibina klub-klub lokal di Kota Medan. Karena sebelumnya motivasi mereka latihan serius berlipat ganda. Ada tiga tim Divisi Utama yang dituju. Kekecewaan hilangnya Bintang Jaya dan Pro Duta FC dari sepak bola Sumatera Utara datang dari klub amatir, Gumarang FC Medan yang selama ini melahirkan pemain ke Liga Indonesia.
"Waduh, jika ini benar terjadi maka kami merasa ikut kehilangan dengan aura sepak bola Sumut khususnya Medan yang semakin tenggelam. Bintang Jaya dijual, Pro Duta pindah. Sangat disayangkan, karena adanya dua tim itu menjadi motivasi para pemain untuk latihan," ujar Hengki Ahmad ketum Gumarang FC Medan.
"Kalau ini terjadi, sepak bola kita semakin suram. Apalagi melihat PSMS tahun ini sepertinya tidak punya target lolos ke ISL. Tapi ya itu hak penuh dari pengurus Bintang jaya dan Pro Duta. Yang pasti kami sangat kecewa. Pemain muda disini latihan untuk masuk ke tiga klub itu," sambungnya.
Kekecewaan ini berlanjut ditambah dengan regulasi pemain muda yang dipakai di Divisi Utama. Dimana seharusnya Sumut memiliki kans besar melahirkan kembali pemain muda. Kini hengkangnya Bintang Jaya dan Pro Duta sekaligus menutup harapan pesepak bola muda Kota Medan.
"Jadi sangat berpengaruh. Ya inilah keadaan dan kenyataan sepak bola di medan. Entah kapan sepak bola medan bangkit. Dari 2007 runner up, sekarang justru semakin suram. Mau kemana lagi motivasi dan tujuan pemain kami ini latihan," pungas Hengki Ahmad.
Efeknya hanya PSMS Medan yang nantinya menjadi stadion tersebut sebagai homebase. Kepergian dua tim ini dipastikan langsung mengubur mimpi pesepak bola muda yang dibina klub-klub lokal di Kota Medan. Karena sebelumnya motivasi mereka latihan serius berlipat ganda. Ada tiga tim Divisi Utama yang dituju. Kekecewaan hilangnya Bintang Jaya dan Pro Duta FC dari sepak bola Sumatera Utara datang dari klub amatir, Gumarang FC Medan yang selama ini melahirkan pemain ke Liga Indonesia.
"Waduh, jika ini benar terjadi maka kami merasa ikut kehilangan dengan aura sepak bola Sumut khususnya Medan yang semakin tenggelam. Bintang Jaya dijual, Pro Duta pindah. Sangat disayangkan, karena adanya dua tim itu menjadi motivasi para pemain untuk latihan," ujar Hengki Ahmad ketum Gumarang FC Medan.
"Kalau ini terjadi, sepak bola kita semakin suram. Apalagi melihat PSMS tahun ini sepertinya tidak punya target lolos ke ISL. Tapi ya itu hak penuh dari pengurus Bintang jaya dan Pro Duta. Yang pasti kami sangat kecewa. Pemain muda disini latihan untuk masuk ke tiga klub itu," sambungnya.
Kekecewaan ini berlanjut ditambah dengan regulasi pemain muda yang dipakai di Divisi Utama. Dimana seharusnya Sumut memiliki kans besar melahirkan kembali pemain muda. Kini hengkangnya Bintang Jaya dan Pro Duta sekaligus menutup harapan pesepak bola muda Kota Medan.
"Jadi sangat berpengaruh. Ya inilah keadaan dan kenyataan sepak bola di medan. Entah kapan sepak bola medan bangkit. Dari 2007 runner up, sekarang justru semakin suram. Mau kemana lagi motivasi dan tujuan pemain kami ini latihan," pungas Hengki Ahmad.
What's Your Reaction?
