Yoseph Ostanika Malau : Harapan Baru untuk Medan
Yoseph Ostanika Malau : Harapan Baru untuk Medan
Dipuja dan memiliki banyak pengggemar kini dimiliki striker muda PSMS Medan, Yoseph Ostanika Malau. Mendapat tempat sebagai starter, Nico panggilan akrabnya menghidupkan lini depan Ayam Kinantan. Pujian terus dialirkan ketika melihat performanya di lapangan. ”Dia memiliki fighting spirit, kecepatan dan eksplosif. Tak salah membawanya bergabung bersama PSMS Medan” kata Suharto caretaker PSMS Medan beberapa waktu lalu.
Suharto kali pertama menemukan kemampuan Yoseph ketika memperkuat klub Bintang Medan di Liga Prima Indonesia (LPI) lalu. Sayangnya kompetisi yang sudah bubar tersebut, belum cukup umur mempopulerkannya sebagai striker muda harapan baru di Kota Medan. Pasca kompetisi LPI bubar, Suharto yang dipercayakan menukangi PSMS membawanya bergabung. Memboyongnya ke PSMS bukan tanpa alasan. Sebelumnya Nico juga membawa klub Sihar Sitorus, Medan United lolos ke zona nasional di Divisi II.
Permainan pantang menyerah, berani berduel menjadi salah satu style yang dipertontonkannya. Hal tersebut cukup mampu mengingatkan pendukung terhadap striker Saktiawan Sinaga, memulai karirnya bersaama PSMS Medan. Tak mau berlama-lama terjatuh, bangkit dan mencoba memancing emosi lawan sering dilakukannya. Doa sebagai lahirnya generasi striker penerus Saktiawan pun diaminkan para pendukung. Bersama PSMS Medan, Nico mengaku berusaha mewujudkannya. Popularitas yang mulai terdongkrak tak cukup baginya berkarir dalam sepak bola. "Keinginan menjadi salah satu striker terbaik dari Medan tentunya ada di cita-cita. Bersama PSMS, Saya selalu mendapatkan motivasi dari pelatih Suharto dan fans suporter,” jawab Yoseph.
Bersama PSMS Medan, Nico berharap kemampuan dan karakternya dapat terbentuk. Modal awal menuju the next Saktiawan Sinaga pun terbuka lebar. Gol pembuka di awal karir profesional ke Persiba Balikpapan menjadi motivasi tersendiri. ”Tapi Saya mau orang suka ke Saya bukan karena pemain yang bermarga di PSMS, tapi karena Saya bermain bagus,”katanya.
Minyak Kusuk Mamak
Kekuatan kaki dan stamina Yoseph Ostanika ada pada minyak kusuk yang dioleskan sang mamak (ibu). Sang ibu Rosinta Monica boru Gultom sangat menjaganya, dalam setiap anggota tubuh. “Setiap Saya pulang ke rumah, mamak (ibu) langsung bertanya ke Saya, apa yang sakit. Meskipun tak ada, Mamak selalu mengolesi Saya dengan minyak kusuk. Minyak ini sudah lama dipakai oleh keluarga kami,” sambungnya.
Keperdulian sang ibu inilah yang membuatnya selalu mengutamakan keluarga. Rasa syukur kepada Tuhan pantas diucapkan Yoseph terdapat pemberian talenta yang diberikan kepadanya. Kini striker PSMS Medan tersebut pelan-pelan sudah bisa membantu perekonomian keluarga. Nico kini membiayai biaya sekolah dan kuliah tiga adiknya.
“Saya tidak mau ini dinamakan beban atau tanggungjawab. Tapi ini merupakan sudah tugas Saya sebagai anak. Jika dibandingkan dengan apa yang diberikan Ayah dan Ibu selama ini, hal ini masih belum pantas,” kata Yoseph soal keluarganya. Dirinya juga mengaku bahwa ibunya sama sekali tak pernah bertanya soal pendapatan dari PSMS Medan.
“Berapa pun yang saya dapat dari bola, tidak pernah ditanyai dan diganggu. Keluarga saya hanya menginginkan prestasi yang bagus. Makanya Saya tak sungkan memberikan semua apa yang Saya dapatkan kepada Ibu. Banyak yang harus ditutupi orangtua Saya,” kata Nico
Sepak bola sendiri memang cukup kental di keluarganya. Sang Ayah Boston Antony Malau memang salah satu pemain di klub PSKB Binjai, sebuah klub yang wara wiri di Divisi I,II dan III di Binjai. “Memang dari kelas IV SD, Bapak dan Tulang (adik laki-laki dari Ibu) selalu membawa Saya dimanapun mereka bermain. Dari itulah Saya mulai kenal dengan sepak bola hingga masuk SSB dan mulai dilatih lari start pendek dengan beban,” pungkasnya.(Bolahita)
Data Diri
Nama : Yoseph Ostanika Malau
Tempat/tgl Lahir : Binjai, 19 Maret 1991
Posisi : Depan
Agama : Khatolik
Karir : PSKB
Medan United
Bintang Medan
PSMS Medan
Ayah : Boston Antony Malau
Ibu : Rosinta Monica br Gultom
Adik : Dian Rika Christiani, Yoan Ignascia, Aloecius Gonzaga
Suharto kali pertama menemukan kemampuan Yoseph ketika memperkuat klub Bintang Medan di Liga Prima Indonesia (LPI) lalu. Sayangnya kompetisi yang sudah bubar tersebut, belum cukup umur mempopulerkannya sebagai striker muda harapan baru di Kota Medan. Pasca kompetisi LPI bubar, Suharto yang dipercayakan menukangi PSMS membawanya bergabung. Memboyongnya ke PSMS bukan tanpa alasan. Sebelumnya Nico juga membawa klub Sihar Sitorus, Medan United lolos ke zona nasional di Divisi II.
Permainan pantang menyerah, berani berduel menjadi salah satu style yang dipertontonkannya. Hal tersebut cukup mampu mengingatkan pendukung terhadap striker Saktiawan Sinaga, memulai karirnya bersaama PSMS Medan. Tak mau berlama-lama terjatuh, bangkit dan mencoba memancing emosi lawan sering dilakukannya. Doa sebagai lahirnya generasi striker penerus Saktiawan pun diaminkan para pendukung. Bersama PSMS Medan, Nico mengaku berusaha mewujudkannya. Popularitas yang mulai terdongkrak tak cukup baginya berkarir dalam sepak bola. "Keinginan menjadi salah satu striker terbaik dari Medan tentunya ada di cita-cita. Bersama PSMS, Saya selalu mendapatkan motivasi dari pelatih Suharto dan fans suporter,” jawab Yoseph.
Bersama PSMS Medan, Nico berharap kemampuan dan karakternya dapat terbentuk. Modal awal menuju the next Saktiawan Sinaga pun terbuka lebar. Gol pembuka di awal karir profesional ke Persiba Balikpapan menjadi motivasi tersendiri. ”Tapi Saya mau orang suka ke Saya bukan karena pemain yang bermarga di PSMS, tapi karena Saya bermain bagus,”katanya.
Minyak Kusuk Mamak
Kekuatan kaki dan stamina Yoseph Ostanika ada pada minyak kusuk yang dioleskan sang mamak (ibu). Sang ibu Rosinta Monica boru Gultom sangat menjaganya, dalam setiap anggota tubuh. “Setiap Saya pulang ke rumah, mamak (ibu) langsung bertanya ke Saya, apa yang sakit. Meskipun tak ada, Mamak selalu mengolesi Saya dengan minyak kusuk. Minyak ini sudah lama dipakai oleh keluarga kami,” sambungnya.
Keperdulian sang ibu inilah yang membuatnya selalu mengutamakan keluarga. Rasa syukur kepada Tuhan pantas diucapkan Yoseph terdapat pemberian talenta yang diberikan kepadanya. Kini striker PSMS Medan tersebut pelan-pelan sudah bisa membantu perekonomian keluarga. Nico kini membiayai biaya sekolah dan kuliah tiga adiknya.
“Saya tidak mau ini dinamakan beban atau tanggungjawab. Tapi ini merupakan sudah tugas Saya sebagai anak. Jika dibandingkan dengan apa yang diberikan Ayah dan Ibu selama ini, hal ini masih belum pantas,” kata Yoseph soal keluarganya. Dirinya juga mengaku bahwa ibunya sama sekali tak pernah bertanya soal pendapatan dari PSMS Medan.
“Berapa pun yang saya dapat dari bola, tidak pernah ditanyai dan diganggu. Keluarga saya hanya menginginkan prestasi yang bagus. Makanya Saya tak sungkan memberikan semua apa yang Saya dapatkan kepada Ibu. Banyak yang harus ditutupi orangtua Saya,” kata Nico
Sepak bola sendiri memang cukup kental di keluarganya. Sang Ayah Boston Antony Malau memang salah satu pemain di klub PSKB Binjai, sebuah klub yang wara wiri di Divisi I,II dan III di Binjai. “Memang dari kelas IV SD, Bapak dan Tulang (adik laki-laki dari Ibu) selalu membawa Saya dimanapun mereka bermain. Dari itulah Saya mulai kenal dengan sepak bola hingga masuk SSB dan mulai dilatih lari start pendek dengan beban,” pungkasnya.(Bolahita)
Data Diri
Nama : Yoseph Ostanika Malau
Tempat/tgl Lahir : Binjai, 19 Maret 1991
Posisi : Depan
Agama : Khatolik
Karir : PSKB
Medan United
Bintang Medan
PSMS Medan
Ayah : Boston Antony Malau
Ibu : Rosinta Monica br Gultom
Adik : Dian Rika Christiani, Yoan Ignascia, Aloecius Gonzaga
What's Your Reaction?
